Ketika
matahari masih memancarkan cahayanya,
ketika air senang mengalir dengan derasnya, ketika bumi berputar dengan
porosnya, dan ketika pohon berjajar dengan gagahnya,aku masih terdiam dengan
guyuran hujan yang masih membasahi bumi pertiwi. Bahkan aku sempat berfikir tentang
air hujan, berbentuk apakah air hujan itu?, bulatkah, lonjongkah atau memang
tidak berbentuk beraturan?, pemikiran itu masih menjadi misteri bagiku. Bermula
dari seorang anak hilang yang tidak tahu arah tujuan, ya seperti aku contohnya,
aku masih memikirkan mau kemana arah
masa depanku nanti. Masih terngiang ditelingaku dengan ucapan orang tuaku
ketika itu “Dhera apapun cita-citamu ,kami sebagi orang tua akan mendukung asal
kamu menjadi orang yang besar”, kalimat itu seperti menjadi tamparan bagiku
untuk tidak mengecewakan orang tuaku. Sebagaimana kita tau jurnalisme yang
biasa dikenal dengan sebutan wartawan yang selalu berhubungan dengan berita dan
informasi. Sebenarnya Jurusan Jurnalistik bukanlah tujuanku, sejak kecil aku
bercita-cita ingin menjadi seorang hakim hebat, dimana semua orang memerlukanku
untuk mengadili seadil-adilnya, yang benar menjadi benar dan salah menjadi
salah.
Agenda
Tuhan memang selalu lebih indah, apa yang sudah manusia rencanakan tidak akan
berjalan dengan lancar tanpa perseetujuan raja dari segala raja yaitu Tuhan,
dan aku percaya dengan takdir. Aku masuk
ke Universitas UIN Bandung dengan tujuan keduaku di Jurusan Jurnalistik. Bermula dari aku yang suka dengan
tantangan-tantangan baru aku ingin berbeda dari kakak dan adiku, berbeda dalam
hal
menimbah
ilmu. Aku ingin membentuk karakter yang mandiri dan berani. Ketika semester
dua, aku beranikan diri untuk mengikuti JurnalPos Media, JurnalPos adalah
Bidang Pers yang berdiri di bawah naungan BEM-J, dimana kita bisa menambah
wawasan menjadi seorang jurnalis yang berkualitas dan juga berintelektual .
Menjadi seorang wartawan yang hebat memang tidak mudah,berbagai rintangan perlu
kita lalui untuk menghasilkan sebuah karya jurnalistik yang baik. Seperti
pepatah mengatakan “Pengalaman adalah Guru yang terbaik”, pengalaman
mengajarkan kita apa arti sebuah perjuangan dan kerja keras, keras berfikir,
keras bekerja, keras akan pengetahuan yang belum kita ketahui. Saya banyak
mendapatkannya ketika pertama kalinya mengikuti JurnalPos, kita bisa mewawancarai
orang-orang penting dan hebat seperti
halnya Rektor UIN, dan pejabat-pejabat lainnya, pengalam berlari-lari mengejar
narasumber juga pernah saya lakukan, yang terpenting bagaimana caranya
narasumber bisa kami wawancarai. Itu menjadi hal yang tabu bagiku, bayangkan
saja ketika aku duduk di bangku sekolah menengah atas aku mengambil jurusan
sains dan tidak ada sangkut pautnya dengan jurusannku sekarang, tapi perbedaan
itu memang indah.
Menjadi
seorang jurnalis bukan hanya menjadi pengepul berita yang dengan siap untuk
menyebarkannya lewat media massa, tetapi seorang jurnalis adalah dia yang tau
etika dan karya, dia yang bisa menghargai karyanya, tanpa memandang budaya dan
kasta. “Jurnalistik itu bukan hanya sekedar jurusan tetapi sudah melibatkan
hati dan perassan “’ itu pepatah yang dikatakan oleh ketua jurusan Jurnalistik periode 2015-2016. Ya, memang
benar kalau itu sudah melekat didalam jiwa kita Insyaallah akan menjadi seorang
wartawan yang baik. Sebagian orang memandang wartawan itu dengan sebelah mata,
rusak karena mereka yang tidak menghargai karyanya sendiri, rela dibayar demi
bungkam sebuah kebenaran, rela dibayar demi sebuah kepuasan, atau biasa disebut
dengan wartawan amplop saya risih kalau mendengar seorang wartawan yang
berkuasa, bangga akan baju apa yang
dia pakai,
bangga dengan apa dia bernaung tapi bukan bangga terhadap kredibilitas dan
karya bahwa mereka seorang wartawan yang hebat. Wartawan yang hebat bukan
mereka yang bangga akan sebuah nama, tapi mereka yang mau bekerja keras demi
menyuarakan karyanya demi hal yang benar. Sesekali saya ingin mengubah
paradigma pada masyarakat tentang wartawan amplop, sebagai generasi muda kita seharusnya bisa
menjadi tiruan atau ikon pada yang
lainnya bahwa kita bisa melahirkan jurnalis-jurnalis hebat dan membanggakan
yang dapat mengubah wajah Indonesia menjadi lebih baik.
Komentar
Posting Komentar